Durian merupakan buah yang sangat istimewa, setiap kali hadir di pasar, dapat menyita perhatian konsumen karena bau khas dan rasanya yang istimewa dan menantang. Buah ini asli Indonesia dan menempati posisi ke-4 buah nasional dengan produksi lebih kurang 700 ribu ton per tahun.
Namun demikian, produksinya tidak merata sepanjang tahun. Secara nasional, komoditas ini mengalami musim panen yang tidak serentak dan berlangsung dari bulan September sampai Pebruari serta mengalami masa paceklik bulan April sampai Juli. Sayangnya, pada saat inilah pasar mesti diisi oleh durian impor dari Thailand yang justru sedang mengalami musim panen raya.
Keadaan panen raya yang tidak bersamaan ini beberapa dekade lalu telah mendorong terjadinya saling mengisi (substitusi) pasar di tiga negara penghasil durian Indonesia, Thailand dan Malaysia. Sayangnya, satu dekade terakhir ini keadaan telah berubah, impor Indonesia terus meningkat sedangkan ekspor justru terus menurun. Tercatat ekspor di tahun 2003 mencapai 3.026 ton dan terus meningkat hingga 21.827 ton di tahun 2007. Oleh karena itu perlu diupayakan pengembangan durian yang mampu berproduksi di luar musim (off season).
Durian merupakan tanaman musiman yang umumnya berbuah satu kali setiap tahun, tapi biasanya akan berbunga setelah mengalami masa kekeringan lebih kurang 8 minggu yang disusul dengan hujan. Mekanisme inilah yang dijadikan dasar pada pelaksanaan perangsangan pembungaan durian di luar musim secara stressing. Bukti di lapangan menunjukkan strategi ini sulit dilaksanakan di Indonesia karena pada umumnya masih tradisional dan tidak memiliki sistim pengairan.
Walaupun umumnya berbuah satu kali setiap tahun, biasanya di setiap sentra durian tradisional akan dijumpai musim sela yang ditandai adanya buah pada waktu musim paceklik karena bunganya muncul bersamaan dengan masa pemasakan buah pada musim raya. Buah off season ini biasanya di Sumatera Barat disebut buah salek. Walaupun jumlahnya tidak banyak, buah salek ini memberikan keuntungan yang lumayan bagi pemiliknya, karena harganya yang relatif mahal, bahkan bisa dua sampai tiga kali harga pada musim raya.
Dari pengamatan peneliti Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika di salah satu sentra durian di Solok, Sumatera Barat pada tahun 2007 dan 2008, tercatat terjadi 2 kali musim sela yang terjadi pada bulan Pebruari dan Mei-Juni di samping musim panen raya yang terjadi setiap tahun pada bulan Oktober sampai Desember.
Buah di luar musim ini pada awalnya ditengarai hanyalah suatu kasus yang sifatnya temporer. Tetapi dengan adanya istilah buah salek yang sudah ada sejak lama dan jumlah pohon yang semacam ini tidak banyak, membuktikan durian berbuah di luar musim merupakan karakter khusus yang melibatkan sifat genetik pada pohon-pohon tertentu. Namun demikian, hipotesis ini perlu dibuktikan lebih lanjut.(www.sinartani.com)
Rabu, 12 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar